DNN, Sidoarjo – Upaya percepatan vaksinasi di Kabupaten Sidoarjo dinilai salah strategi. Indikasinya masih banyak warga kota delta yang justru kesulitan mengakses kegiatan vaksinasi, baik yang dilakukan secara massal maupun di Puskesmas.
Kepala Puskesmas Buduran, dr. Yoppie Agung Priambodo yang dihubungi melalui sambungan selulernya, Jumat (03/09/2021) pagi tadi mengatakan pasokan vaksin yang diperolehnya selama Agustus lalu sangat terbatas.
“Sekitar 2 ribu-an dosis. Jauh kalau dibandingkan Juli lalu yang kira-kira lebih dari 6 ribu dosis,” katanya. Sedangkan jatah bulan Agustus lebih diutamakan untuk vaksinasi dosis 2, hanya sedikit yang dialokasikan untuk dosis pertama.
Akibatnya, ia sering menjadi sasaran pertanyaan dari para perangkat desa soal jadwal penyuntikan vaksin berikutnya, baik untuk yang pertama maupun yang kedua. “Ya nggak bisa jawab. Pokoknya begitu ada stok, ya langsung kami sampaikan pada warga,” tambahnya.
Yoppie mengaku tidak terlalu tahu kenapa pasokan vaksin ke Puskesmas yang dipimpinnya tak segencar yang dilakukan sebelumnya. Padahal ia sudah membentuk dua tim vaksinator yang sanggup memberikan suntikan pada 600 orang setiap harinya selama sebulan penuh.
Terkait hal itu, Sekretaris Pengurus Cabang Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama, Badruzzaman yang dihubungi terpisah seharusnya Pemkab Sidoarjo dalam hal itu Dinas Kesehatan tetap mempertahankan laju pemberian vaksinasi yang dikoordinir Puskesmas di tiap-tiap kecamatan.
“Sedangkan vaksinasi terpusat yang dilakukan di GOR atau melalui organisasi-organisasi massa maupun partai politik justru menjadi percepatan penuntasan proses pembentukan herd imunity publik. Namun untuk nakesnya jangan menggunakan tenaga dari puskesmas, rekrut relawan sekolah-sekolah keperawatan maupun kebidanan,” katanya.
Jika hal itu dilakukan, Badrus memperkirakan selama sebulan seluruh puskesmas bisa menyuntikkan lebih dari 200 ribu dosis. Belum lagi dengan vaksinasi yang dilakukan di faskes-faskes swasta. “Kalau kemudian ditambah dengan vaksinasi massal terpusat ditambah kontribusi dari kepolisian dan TNI, saya yakin target imunity herd di akhir 2021 ini bakal tercapai,” imbuh Badrus.
Sedangkan terkait stok vaksin yang ada, Badrus mengatakan masih sangat berlimpah. Data yang ia ambil dari situs Kementerian Kesehatan menyebutkan jatah vaksin untuk Sidoarjo yang belum terpakai hingga akhir Agustus lalu sebanyak 218.399 dosis.
“Bagaimana bisa terpakai, wong serapan vaksin selama Agustus lalu hanya berkisar di angka 11 ribu sampai 12 ribu saja setiap harinya. Karena itu strateginya harus diubah agar bisa berjalan secara optimal,” pungkas Badrus.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman mengatakan pihaknya tetap menjalankan kegiatan vaksinasi di tiap-tiap kecamatan selama vaksinnya tersedia. Namun ketika ditanya rata-rata vaksin yang didistribusikan di tiap kecamatan, ia tak menjawab chat yang diajukan padanya.(Pramono/Hans)