Simulasi pagelaran wayang kulit pasca pandemi di Pendopo Kantor Disporapar Sidoarjo |
DNN, SIDOARJO – Warga kota delta sudah diperkenankan menggelar hajatan yang menghadirkan aneka hiburan, termasuk pagelaran kesenian tradisional seperti wayang kulit yang pentas semalam suntuk.
“Sebentar lagi bulan ba’da Mulud, biasanya sudah mulai banyak hajatan. Nah bapak-bapak dalang, kalo sudah terima order, ya monggo dilaksanakan. Tapi dengan format seperti ini ya,” jelas Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Sidoarjo, Joko Supriadi, Sabtu (16/10/2021) malam.
Dalam simulasi pagelaran wayang kulit yang digelar di Pendopo Delta Saba tersebut, penataan lokasinya diatur sedemikian mungkin sehingga tidak terlalu banyak penonton yang hadir dan menyaksikan acara tersebut secara langsung.
Namun, kegiatan itu disiarkan langsung melalui platform channel youtube dan intagram sehingga bisa disaksikan oleh banyak orang melalui jaringan internet. “Kalau begini ya lihat bukan saja warga sekitar tapi juga orang di seluruh dunia,” kata Joko lagi dalam sambutannya sebelum acara.
Selain itu penonton yang hadir di lokasi pertunjukan juga discreening secara ketat dengan cara scan barcode QR aplikasi peduli lindungi serta dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya dengan tetap mengenakan masker dan tidak berhimpit-himpitan.
“Bagaimanapun virus corona itu masih ada. Karena itu kita harus tetap waspada sekalipun sudah divaksin. Yang terpenting adalah menjaga agar jangan sampai menimbulkan kerumunan,” imbuhnya dihadapan para dalang yang malam itu dikukuhkan sebagai pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Sidoarjo.
Sementara itu Sekretris Pepadi Jatim, Sukatmo, mengatakan seni pertunjukan wayang kulit harus tetap eksis di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk melestarikan kebudayaan asli nusantara yang adiluhung.
“Tantangan yang muncul saat ini bukan mencetak pelakunya, karena untuk menjadi dalang, sinden maupun pengerawit sudah ada sekolahnya. Yang sulit itu adalah melestarikan penanggapnya,” tuturnya saat menyampaikan sambutan usai melantik pengurus Pepadi Kabupaten Sidoarjo.
Karena itu para pelaku seni pertunjukan wayang kulit dituntut untuk kreatif dalam mengemas tontonan yang disajikan agar tidak sampai ditinggal penontonya. Selain itu peran serta pemerintah juga tetap diperlukan walaupun tidak terlalu dominan.
Misalnya dengan melestarikan kebiasaan mempertontonkan wayang kulit sebagai bagian dari kegiatan ruwat atau bersih desa yang sekarang masih dilestarikan di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Sidoarjo.(pramono/hans)