tumpukan pipa ‘warisan’ di halaman belakang kantor PDAM Sidoarjo.
DNN, SIDOARJO – Mangkraknya pipa-pipa air senilai Rp 30 Miliar yang kini masih disimpan di gudang dan halaman belakang Kantor PDAM Delta Tirta Sidoarjo disesalkan beberapa aktivis lembaga kemasyarakatan di kota delta.
“Lucu juga saat membaca berita soal pipa itu. Kok bisa sampai begitu, karena sama saja dengan membuang uang rakyat dengan sia-sia. Apalagi nilai juga sangat besar,” kata Ketua LSM Gerak Indonesia, Dwi Chosiyanto. Ia yang dihubungi melalui WA-nya, Sabtu (20/11/2021) memastikan kualitas pipa-pipa PVC berukuran 4 hingga 20 dim itu akan terus menurun jika tidak segera digunakan. Apalagi jika cara penyimpanannya tidak benar.
“Namun dari informasi yang saya baca kemarin, Direktur Pelayanan PDAM, Fatihul Faizun bilang kalau pipa-pipa itu akan digunakan, tapi ia tak bisa memastikan waktunya. Terus apa mereka mau memasang pipa dengan kualitas yang sudah memburuk itu,” ujarnya.
Jika itu yang dilakukan, maka yang akan dirugikan bukan hanya PDAM dan juga Pemkab Sidoarjo sebagai satu-satunya pemegang saham Badan Usaha Milik Daerah tersebut, tetapi juga para pelanggan. Menurutnya, pipa-pipa itu pasti akan cepat rusak sehingga prosentase Tingkat Kehilangan Air (TKA) PDAM Delta Tirta akan makin membengkak. Selain itu pelanggan juga tidak bisa menikmati layanan yang selayaknya mereka terima karena berkurangnya debit air akibat kebocoran itu.
Karena itu, pimpinan baru PDAM Delta Tirta harus menelaah program perencanaan yang dibuat jajaran Direksi sebelumnya untuk mengetahui rancangan pengunaan barang-barang inventaris tersebut. “Apalagi khan ada jajaran direksi lama yang masih menjabat sampai saat ini. Pastilah dia tahu soal perencanaan pada saat itu yang berujung pada pembelian pipa dan aksesorisnya yang nilai sampai Rp 30 Miliar itu,” tambah Dwi.
Sementara itu, ditemui terpisah, anggota Forum Lintas Aktivis Sidoarjo (Flas), Sugeng Budi Santoso menuding pembiaran tersebut sebagai bentuk lemahnya manajemen aset yang dijalankan Direksi PDAM Delta Tirta yang baru saja dilantik itu. Menurutnya, pimpinan yang baru harus mampu menjalankan program yang telah dibuat direksi sebelumnya sehingga bisa terus berkelanjutan. Artinya konsep yang belum sempat dijalankan harus tetap menjadi tanggungan yang mesti diselesaikan.
“Ini adalah konsekuensi logis dari terjadinya suksesi kepemimpinan di tengah tahun berjalan. Saya pikir hal itu harus disadari betul oleh jajaran Direksi PDAM Delta Tirta yang baru,” tambah pria yang akrab dengan panggilan Sugeng Gondrong itu. Karena itu adalah hal yang aneh baginya jika kemudian direksi lama tidak menyampaikan program kerja mereka pada suksesornya.
Apalagi sebagai perusahaan yang mengelola dana publik, tentu ada pelaporan yang rinci dari setiap rupiah yang mereka keluarkan. “Jadi jangan beralasan tidak tahu, atau sebenarnya pura-pura tidak tahu. Tapi kalau memang tidak mengerti tentang itu berarti kualitas direksi baru ini memang tidak bagus. Dan itu adalah tanggungjawab Pemkab Sidoarjo yang telah memilih mereka,” pungkas Sugeng.(pram/hans)