Nurul Hidayati dan suami saat menunjukkan bekas operasi DN |
DNN, SIDOARJO – Nasib malang dialami DN (2) balita dari keluarga kurang mampu di Desa Ketegan Kecamatan Tanggulangin. Pasalnya, Putra dari pasangan bapak Hafid Nurussoba (41) dan Ibu Nurul Hidayati (40) itu mengalami kelainan Atresia Ani (tidak mempunyai lubang anus) sejak lahir.
Berdasarkan penuturan Nurul Hidayati (ibu DN), awalnya pada saat melahirkan DN tepatnya 10 Januari 2020 lalu, secara Caesar di RSUD dr. Soetomo Surabaya, tidak mengetahui kalau bayinya tidak mempunyai anus.
Namun setelah beberapa jam dari kelahiran, dokter bilang kalau si bayi ini tidak mempunyai lubang anus. Hal ini diketahui setelah pihak rumah sakit mengetahui kalau si bayi sempat membuang air besar melalui lubang alat kelaminnya berbarengan dengan buang air kecil. Dengan begitu akhirnya pihak rumah sakit langsung mengambil tindakan dengan melakukan operasi (dibuatkan pembuangan air besar di samping perut sebelah kiri).
“Setelah DN lahir, kemudian diperbolehkan pulang pada tanggal 28 Januari 2020 (pasca operasi). Kemudian kontrol setiap satu Minggu sekali selama 3x. Setelah kontrol ketiga, pihak RS mendaftarkan si bayi untuk operasi kedua. Namun hingga 2 tahun, operasi belum juga dilaksanakan. Katanya pihak rumah sakit diundur nunggu giliran. Hingga saat ini DN belum ditangani sama pihak Rumah Sakit dr. Soetomo,” kata Nurul kepada dnnmedia.nett ketika ditemui dirumahnya.
Nurul menambahkan, selama DN berada di rumah Ia rutin membawanya ke posyandu desa hingga sekarang. Pihak kader dan bidan desa sudah mengetahui bahwa DN ini menderita Atresia Ani, malahan DN mendapatkan jatah susu protein dari Puskesmas hingga sekarang. Namun untuk tindakan penyembuhan si bayi, bidan desa hanya memberikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk diarahkan ke RSUD Sidoarjo.
“SKTM itu untuk digunakan ke RSUD Sidoarjo, namun tidak ada pengawalan, sehingga saya juga bingung pada waktu itu. Akhirnya saya bersama suami membawa anak ke RSUD Sidoarjo. Setelah sampai disana, kami disarankan untuk ke RSUD dr. Soetomo Surabaya, karena penanganan operasi awal dilakukan di Surabaya,” imbuh ibu dari tiga anak itu.
Terakhir Nurul Hidayati berharap agar supaya pemerintah daerah turun tangan mengatasi penyakit yang diderita anaknya. Agar pelaksanaan operasi yang kedua dipercepat, karena sudah 2 tahun ini tidak ada kabar lagi dari pihak terkait dalam hal ini Rumah sakit dr. Soetomo. (Hans/Pram)