Ketua PCNU Sidoarjo, Zainal Abidin (Foto: NU Online Jatim)
DNN, SIDOARJO – “Kalau tidak ada dalam AD/ART, hal itu bisa dikatakan dukungan liar,” tegas Ketua Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH. Zainal Abidin yang ditemui Senin (24/01/2022) siang tadi.
Pernyataan itu disampaikannya terkait pemanggilan dirinya oleh Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) terkait dugaan keterlibatan dalam politik praktis. Yakni adanya aksi dukung mendukung calon presiden RI yang dilakukan beberapa pengurus harian Majlis Wakil Cabang (MWC) NU se Sidoarjo, beberapa waktu lalu.
Dalam surat bernomor 20/C.I.16/01/2022 yang ditandatangani Ketua PBNU, Amin Said Husni dan Wakil Sekretaris Jenderal, Nur Hidayat itu, pemanggilan tersebut bertujuan untuk melakukan ‘tabayun’ terkait kasus tersebut.
Selain PCNU Sidoarjo, pemanggilan serupa juga dilakukan terhadap Ketua PCNU Banyuwangi. “Atas arahan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf kami secara resmi memanggil dua ketua cabang NU itu,” kata Amin Said Husni, Minggu (23/1/2022).
Hanya saja, Zainal Abidin menyatakan sampai kini pihaknya masih belum mendapatkan surat panggilan resmi dari PBNU tersebut. Dan lagi ia juga mengaku tak tahu adanya forum deklarasi dukungan MWC NU Sidoarjo pada Ketua DPP PKB, Muhaimin Iskandar sebagai Capres. “Saya tidak tahu dan tidak datang dalam forum itu,” tandasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, dalam AD/ART NU tidak ada klausul yang mengatur masalah itu. Karenanya mantan Ketua KPU Sidoarjo itu menganggap kegiatan deklarasi tersebut dan keputusan yang dihasilkan tidak konstitusional.(hans/pram)