Beranda » Jembatan Frontage Road Belum Terbangun, PT Gorib Terancam Di-blacklist

Jembatan Frontage Road Belum Terbangun, PT Gorib Terancam Di-blacklist

Spread the love dnnmmedia

 

Kondisi proyek jembatan di Gedangan yang sedang dibangun

DNN, SIDOARJO – Sudah lewat 33 hari dari deadline, proses pembangunan Frontage Road (FR) di ruas Gedangan-Betro Kecamatan Gedangan tak kunjung terselesaikan. Sehingga harapan untuk bisa mengurai kemacetan disana masih belum bisa tercapai.

Fakta itu terungkap saat anggota Komisi C DPRD Sidoarjo yang dipimpin Anang Siswandoko kembali melakukan sidak ke lokasi proyek pembangunan jalan tembus tersebut, Rabu (02/02/2022) pagi tadi.

Dari pengamatan di lapangan, pembangunan jalan sepanjang 1,6 kilometer itu masih terpisah jadi tiga spot. Spot pertama mulai Jl Juanda yang membentang hingga batas lahan milik Brigif Marinir. Itupun jembatan dan sebagian cor pembatas jalan belum terselesaikan.

Ruas ini terpotong di areal pemukiman warga Desa Gedangan yang masih belum dibongkar meski proses gugatan di Pengadilan telah usai. Pun demikian dengan spot di belakang Stasiun Kereta Api Gedangan yang juga belum tuntas terbangun.

Menurut Anang, bagian-bagian yang terpotong itu memang bukan menjadi kewajiban kontraktor pelaksana, PT Gorib Nanda Guna. “Ini karena Pemkab gagal menyelesaikan proses pembebasan lahan sesuai tenggat waktu yang ditentukan. Dan masalah ini memang sudah diadendum,” jelasnya.

Yang masih menjadi PR bagi kontraktor adalah pembangunan jembatan diatas sungai Betro yang sama sekali belum terpasang sampai saat ini. Padahal batas akhir penuntasan proyek itu di masa perpanjangan waktu tersisa 17 hari lagi.

“Tanggal 19 Pebruari nanti harus sudah selesai. Kalau tidak, PT Gorib bukan hanya menanggung denda keterlambatan yang sudah berjalan saat ini, tapi juga terancam di black-list,” tandas Anang yang didampingi dua orang kolega se-komisinya, M. Nizar dan Sutrisno.

Sementara itu Team Leader Menejemen Konstruksi FR, Ir Abdul Haris mengatakan pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan pihak kontraktor untuk mempercepat proses pembangunan ruas jalan tersebut.

“Proses pembangunan kontruksinya sudah selesai semua, tinggal finishing saja. Sedangkan urusan jembatan ini memang agak rumit karena adanya perubahan regulasi soal air sungai yang tidak bisa dihentikan,” jelasnya.

Kondisi ini membuat pihak kontraktor kesulitan membangun pondasi jembatan meski sudah berusaha membendung aliran sungai dengan pasak-pasak bambu. “Sejak awal sudah kami minta untuk memakai besi dan bukan bambu. Tapi karena mereka ngotot, akhirnya molor begini,” tambah Haris.

Sedangkan General Superintendent PT Gorib Nanda Guna, Arif Setyo Budi menyatakan siap memenuhi rekomendasi yang disampaikan konsultan Menejemen Konstruksi. “Akan kami laksanakan sekalipun biayanya bakal membengkak,” ujarnya.

Hanya saja ia tetap berharap bisa berkoordinasi dengan pihak PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM-SDA) Sidoarjo agar bisa menutup sejenak aliran air di sungai Betro agar tahapan ini bisa segera ia selesaikan sebelum 19 Pebruari mendatang.(hans/pram)


Spread the love dnnmmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *