DNN, SIDOARJO – Kasus meninggal dunia pelajar usai divaksin kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang pelajar di Tanggulangin usai menjalani vaksinasi secara mandiri di salah satu fasilitas kesehatan milik pemerintah. Pelajar itu RF (8) warga Kecamatan Tulangan anak kedua dari pasangan Wanto dan Miasih ini duduk di kelas 2 sekolah dasar di salah satu SDN di Kecamatan Tanggulangin.
Korban meninggal tadi dini hari sekitar pukul 03.47 WIB setelah menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo mulai pukul 23.45 WIB. Ayah korban, Wanto mengatakan, anaknya harusnya menjalani vaksin di sekolahnya, namun karena saat itu putrinya sakit dan tidak masuk sekolah maka ditunda.
“Mungkin karena kecapekan itu anak saya tidak masuk sekolah. Saat masuk sekolah, pihak sekolah meminta anak saya untuk vaksin secara mandiri karena vaksinasi di sekolah sudah dilaksanakan. Setelah vaksin 3 atau 4 hari ada gejala,” kata Wanto kepada wartawan saat dikonfirmasi dirumahnya, Senin (7/2/2022).
Ia menambahkan, anaknya menjalani vaksinasi pada Selasa (1/2/22) di salah satu Faskes (fasilitas kesehatan-red) di Kecamatan Tanggulangin.
“Namanya anak kalau tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah itu susah. Yang pasti dari sekolah kalau tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah, setengah tuntunan ya kan gitu, nama orang tua juga bagaimana mana kalau tidak sekolah,” bebernya.
Seharusnya, lanjut Wanto, pihak yang memvaksin diperiksa lebih detail saat akan melakukan vaksinasi.
“Tinggal yang memvaksin ya di seleksi atau bagaimana. Saat di puskesmas itu anak saya cuma diperiksa tekanan darah dan ditanyai sakit atau tidak gitu aja,” ungkapnya.
Pasca empat hari setelah menjalani vaksinasi, gejala panas tinggi mulai dirasakan RF. Kedua orangtuanya berfikir bahwa anaknya hanya kelelahan. Namun, pada Minggu (6/1) siang darah mulai keluar dari hidung anaknya, dan dilarikan ke RSUD Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Sebelum di bawa ke rumah sakit, anak saya sempat mengeluarkan darah dari hidung, setelah dilakukan pemeriksaan di RSUD anak saya meninggal dan didiagnosa kena DBD,” ungkap Wanto bernada sedih.
Sementara itu, Dirut RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan membenarkan bahwa pasien atas nama RF menjalani perawatan mulai Minggu malam di RSUD Sidoarjo. Almarhum didiagnosa Dengue Shock Syndrome (DSS) komplikasi infeksi demam berdarah dengue (DBD) yang memiliki tingkat kematian yang tinggi.
“Almarhum datang dengan kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) tidak ada hubungannya dengan vaksin,” jelasnya.(Gus/Hans)