Husni Thamrin (dua dari kiri) dan anggota Panser saat menemui
Kepala Bakesbangpol Sidoarjo, Mustain Baladan (Baju putih).
DNN, SIDOARJO – Persatuan Anak Serdadu (Panser) mendesak Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor untuk segera melakukan klarifikasi pada publik terkait pernyataannya tentang radikalisme yang sudah menimbulkan keresahan masyarakat.
“Terutama soal adanya bunker di bawah bangunan Masjid di sebuah perumahan di kecamatan Sedati yang didalamnya terdapat senjata,” kata Koordinator Panser, M. Husni Thamrin yang ditemui usai mendatangi Kepala Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sidoarjo, Mustain Baladan di kantornya, Rabu (23/02/2022) sore kemarin.
Di video yang beredar di masyarakat, Bupati Muhdlor menyebutkan pernyataannya tentang 15 kecamatan di Sidoarjo yang terafiliasi paham radikalisme serta keberadaan bunker itu berdasarkan kajian ilmiah.
“Sekarang sampaikan saja, siapa dan lembaga apa yang melakukan kajian tersebut. Selanjutnya pihak kepolisian yang seharusnya bertindak dengan memanggil mereka untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan kebenaran informasi yang mereka berikan pada bupati,” ujar Husni tegas.
Langkah itu mutlak harus dilakukan karena informasi tersebut sudah menggelinding bak bola salju hingga membuat warga Sidoarjo, khususnya di wilayah kecamatan Sedati, hidup dalam ketakutan, kekhawatiran dan juga saling mencurigai antar warga.
Selain mendatangi Bakebangpol, Panser bersama beberapa organisasi kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di kota delta berencana menggelar sweeping ke masjid-masjid di wilayah Sedati.
Tujuannya untuk mencari sendiri bunker senjata sebagaimana disebutkan bupati saat menyampaikan sambutannya di acara pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (WMC NU) Wonoayu beberapa waktu lalu.
“Secepatnya kami akan turun untuk mengecek langsung keberadaan masjid yang dibawahnya ada bunker penyimpanan senjata,” pungkasnya.(pram/hans)