DNN SIDOARJO – Sepanjang tahun 2021 lalu, tercatat ada 34 kasus pencabulan yang terjadi pada anak-anak. Fakta itu terungkap dari data yang tercatat di UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Sidoarjo.
“Di bulan Juni 2021 saja sampai 20 kasus pencabulan. Sedangkan untuk kasus pemerkosaan di tahun 2021 nihil,” jelas Kepala UPTD PPA Sidoarjo, Prastiwi Trijanti yang dihubungi melalui WhatsApp-nya, Senin (28/02/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DP3A,KB) Ainun Amalia mengatakan tingginya angka kekerasan pada anak tersebut muncul karena masyarakat sudah percaya pada lembaganya.
“Masyarakat sekarang sudah lebih terbuka dengan tidak ragu lagi melaporkan kasus-kasus kekerasan pada anak agar mendapatkan perlindungan hukum serta mendapatkan pendampingan dari DP3A,” katanya.
Konsekwensinya, Pemkab Sidoarjo harus siap melihat kenaikan angka kekerasan pada anak itu. “Makanya pemerintah harus hadir dan segera berkolaborasi dengan kepolisian serta institusi lainnya untuk memproses pelaku kekerasan itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut mantan Camat Prambon dan Sukodono ini tidak memungkiri bahwa kasus kekerasan ini juga bisa diselesaikan melalui mekanisme Restorasi Justice (RJ). “Tidak semua kasus kita bawa ke pengadilan. Kalau bisa diselesaikan dibawah, maka kita lakukan RJ, tapi kasusnya tetap kami catat di data kami,” tambah Ainun.
Untuk meminimalisir masalah ini, saat ini pihaknya bekerjasama dengan akademisi guna melakukan kajian tentang faktor penyebab kekerasan seksual yang paling dominan pada anak. Nantinya hasil kajian ini akan menjadi pertimbangan untuk mencari solusi.
Namun yang lebih memprihatinkan, tambah Ainun, fenomena yang muncul saat ini adalah justru anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan termasuk pelecehan seksual yang dilakukan pada anak lainnya.
“Ini yang menjadi tantangan bagi kami, makanya perlu adanya Perda yang khusus mengatur masalah anak agar kami bisa lebih mantap untuk melangkah. Bisa dikatakan, saat ini kita sedang menghadapi siaga akhlaq, karena akhlaq anak-anak ini lagi anjlok,” pungkasnya.(hans/pram)