Beranda » Rumah Budaya R3 Gelar Halal Bihalal dengan Para Tokoh Seni dan Budaya Sidoarjo

Rumah Budaya R3 Gelar Halal Bihalal dengan Para Tokoh Seni dan Budaya Sidoarjo

Spread the love dnnmmedia

Para pegiat Rumah Budaya R3 bersama Kepala Bakesbangpol, Ketua Dekesda serta sesepuh budayawan Sidoarjo.

DNN, SIDOARJO – Para budayawan, seniman, birokrat dan wartawan berhalal bihalal bersama di Rumah Budaya Sejarah S. Karno di Desa Wunut, Kecamatan Porong, Senin (16/05/2022) siang kemarin.

Acara yang digagas Rumah Budaya Rika Rahayu Rasmi (R3) tersebut dihadiri Ketua Dewan Kesenian Daerah (Dekesda) Sidoarjo, Ali Aspandi dan Kepala Bakesbangpol, Mustain Baladan. Hadir pula Ketua komunitas seni budaya BrangWetan, Henri Nurcahyo serta dosen seni rupa STKW Surabaya Andri Setiawan dan pendongeng nasional yang juga guru SDN Gelam Endang Kusniati.

Tokoh lainnya yang ikut hadir diantaranya pegiat budaya dari Jenggala Manik, Mbah Kasan, lalu ketua paguyuban Sekar Kawedar, Winarta serta tentu saja sesepuh budayawan Sidoarjo yang juga tuan rumah acara tersebut, S. Karno.

Bergabung pula Ketua LSM AntiNarkoba Birendra Jawa Timur, Soenardi serta dari kalangan jurnalis diantaranya pamong redaksi majalah Bahasa Jawa Jayabaya, Widodo Basuki dan Redaktur DNN TV, Ludy Eko.

Dalam sambutannya, Ketua Bidang Budaya Rumah Budaya R3, Asrie Loly mengatakan sebagai komunitas yang baru berdiri sejak Januari 2022 lalu, pihaknya membutuhkan bimbingan dari kalangan  budayawan, seniman, wartawan dan birokrat Sidoarjo. 

“Kami telah memiliki program kerja selama satu tahun penuh untuk tahun kerja 2022 ini,” kata perempuan yang pernah terpilih sebagai Ning Surabaya dan Mayorete Marching Band SMA Santa Maria Surabaya pada tahun 1988 lalu itu. 

Dalam kesempatan itu Henri Nurcahyo membeber  kisah-kisah Panji di Tanah Air yang telah meluas  hingga ke Thailand dan negara-negara lainnya. “Berbanggalah diri karena Jawa Timur adalah sumbernya cerita Panji,” ungkap Henri yang dikenal sebagai budayawan Panji sejak 2014 lalu.

Tentang hal itu Ludy menambahkan, muncul dan berkembangnya kisah Panji tak lepas dari bumi Jenggala. “Sayangnya, kita sendiri malah belum menegaskan secara total lakon dan tokoh dalam kisah itu sebagai ikon budaya untuk Kabupaten Sidoarjo,” ungkap jurnalis yang bervisi budaya dan sejarah itu. 

Rangkaian acara tersebut juga diwarnai persembahan tembang macapat oleh Widodo Basuki. Gaya dramaturgi dan cengkoknya yang menawan membuat para undangan tersihir. Pun demikian dengan tembang Dandang Gula yang dilagukan Mbah Kasan, dan puisi berjudul Aku yang dibawakan Endang Kusniati dengan gayanya yang luwes. 

Penegasan budaya lokal juga terlihat dari menu makanan yang disajikan, diantaranya lontong kupang, pala pendem dan jajan pasar lupis, cenil, klepon yang membuat para tamu terasa begitu gayeng saat saling ngobrol hingga menjelang sore.(hans/pram)


Spread the love dnnmmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *