Beranda » BrangWetan Gelar Workshop Penguatan dan Pengembangan Mata Pelajaran Berbasis Toleransi

BrangWetan Gelar Workshop Penguatan dan Pengembangan Mata Pelajaran Berbasis Toleransi

Spread the love dnnmmedia

Kabid Penjamin Mutu Dinas Dikbud Sidoarjo, Dr. Netti Lastiningsih saat menyampaikan materi. 

DNN, MOJOKERTO – Komunitas Seni Budaya BrangWetan menggelar workshop dengan tema Penguatan dan Pengembangan RPP dan Jurnal Mata Pelajaran Berbasis Toleransi untuk Guru Mata Pelajaran di Hotel Royal Trawas, Selasa – Rabu (24 – 25/05/2022).  

Acara tersebut diikuti 20 peserta yang terdiri dari Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran dari SMAN 1 Gedangan, MAN Nurul Huda Sedati, SMPN 1 Waru, SMPN 1 Taman dan SMPN 1 Gedangan.

Koordinator Komunitas Seni Budaya BrangWetan, Henry Noor Cahyo mengatakan acara ini merupakan bagian dari rangkaian program organisasinya selama satu tahun, yaitu Cinta Budaya Cinta Tanah Air yang berlangsung hingga pertengahan tahun depan. 

Kepala Bidang Penjamin Mutu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Netti Lastiningsih yang tampil sebagai narasumber di hari pertama menyajikan dua materi Asesmen Diagnostik  dan RPP/Modul Ajar Berbasis Toleransi. 

Henry Noor Cahyo (tengah) bersama para narasumber yang dihadirkan dalam workshop yang digelar Komunitas Seni Budaya Barang Wetan.

Menurut Netti, para guru wajib mengetahui kemampuan dasar dan kondisi awal siswa sebelum memulai pembelajaran. Jangan sampai pada akhir pembelajaran selama satu semester, ternyata guru baru tahu siswa-siswanya tidak suka dengan mata pelajaran yang diajarkan. 

“Inilah yang dinamakan Asesmen Diagnostik, yang harus dilakukan guru sebelum memulai pembelajaran.  Asesmen Diagnostik nantinya akan diganti dengan istilah Asesmen Awal, agar tidak ada pemahaman bahwa hanya orang ahli saja yang melakukannya,” katanya. 

Yang dimaksudkan Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dan mengetahui kondisi awal siswa. Ada dua Asesmen Diagnostik, yaitu Non-Kognitif dan  Asesmen Diagnostik.  

Tujuan Asesmen Diagnostik Non Kognitif adalah mengetahui Kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa. Juga mengetahui aktivitas siswa selama belajar di rumah serta kondisi keluarga dan latar belakang pergaulan siswa. 

Selain itu, Asesmen Diagnostik Non Kognitif juga bertujuan untuk gaya belajar, karakter, minat siswa, Cara pandang siswa, sikap menghargai perbedaan, toleran, budaya dan lain-lain.

Netti mengingatkan sebetulnya hal-hal di atas menjadi tugas Guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang dilakukan melalui psikotest. Sayang sekali kalau hal itu tidak diketahui oleh para guru. “Biaya Psikotest itu mahal lho, eman-eman kalau guru tidak tahu hasilnya sehingga tidak bisa mengambil sikap ketika mengajar,” jelas Netti.

Sedangkan Asesmen Diagniostik Kognitif bertujuan mengidentifikasi capaian kompetensi siswa. Juga menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa. Selain itu memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata.

Acara pada Rabu (25/05/2022) besok akan diisi dengan pemaparan yang disampaikan Tim LPPM UIN Sunan Ampel, yaitu Prof. Dr. Rubaidi, Dr. Hernik Ferisia, dan M. Amin Hasan, Mpd. (hans/pram)


Spread the love dnnmmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *