DNN, SIDOARJO – meski menggelar panen raya di musim tanam ini, namun kelompok tani di Desa Sumorame Kecamatan Candi mengaku merugi. Pasalnya harga jual gabah kering yang mereka terima tak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Keluhan itu mereka sampaikan pada Bapak Petani Kabupaten Sidoarjo, Bambang Haryo Sukartono atau BHS yang diundang dalam acara selamatan sebelum panen, Sabtu 11 Juni 2022 kemarin.
Penasehat Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan Desa Sumorame, Suwono mengatakan gabah-gabah mereka dibeli oleh tengkulak dengan harga Rp 3.900 per kilonya. Padahal nilai pengeluaran mereka untuk pembelian bahan-bahan produksi seperti bibit, pupuk dan obat hama baru impas jika gabah yang mereka hasilkan terjual dengan harga antara Rp 4.500 sampai Rp 4.700 per kilonya.
Saat ini mereka hanya mampu menghasilkan panenan sebantak 7 ton per hektar. Padahal sebelumnya dari tanah yang digarap mereka pernah mendapatkan panenan sebanyak 12 ton per hektar.
Menanggapi hal itu, BHS mengaku sangat prihatin dengan penderitaan para petani. Menurutnya sudah selayaknya pemerintah pusat, pemerintah propinsi maupun Pemkab Sidoarjo hadir dalam masalah ini untuk membantu petani.
Karena dalam pandangannya, pertanian merupakan soko guru perekonomian bangsa yang menimbulkan efek domino untuk sektor-sektor lainnya. Karena itu kesejahteraan petani dan upaya menciptakan swasembada pangan harus menjadi prioritas utama pemerintah.
Bagaimana caranya? Dengarkan penuturan langsung BHS dalam pemberitaan video ini. (Handoko/Yalu Puspaningtyas)