Kepala DLH Sidoarjo, Bahrul Amig memberangkatkan truk-truk pengangkut BBJP menuju PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton.
DNN, SIDOARJO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sidoarjo akhirnya sukses mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP). Dan Rabu (13/07/2022) DLH mengirim 180 ton BBJP ke PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton untuk dijadikan bahan bakar cofiring.
Kepala DLH Sidoarjo, Bahrul Amig menjelaskan BBJP berasal dari limbah sampah yang telah dipilah dan melalui proses ‘sredding’ hingga menjadi ukuran butiran kecil yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Ia menambahkan, produksi BBPJ yang dihasilkannya masih sangat jauh dari ceruk potensi yang ada. Pasalnya PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) membutuhkan sedikitnya 80 ton setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan BBJP di PLTU Tanjung Awar-Awar saja.
Kebutuhan pasar ini seharusnya bisa dipenuhi DLH Sidoarjo mengingat TPA Jabon mendapatkan pasokan sampah sebanyak 300 ton/hari. Dinas tersebut juga punya beberapa piranti pengolahan sampah dengan kapasitas produksi maksimal 35 ton/hari.
“Saya ingin Sidoarjo menjadi kota pertama yang menuntaskan sampah. Kerjasama dengan PJB yang akan mengubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai manfaat akan menjadi salah satu langkaf solutif mewujudkan hal tersebut,” kata Bahrul Amig sebagaimana dikutip dari pers rilis Dinas Kominfo Sidoarjo.
Lebih lanjut dijelaskannya, sejauh ini pihaknya sudah melakukan beberapa upaya dalam pengelolaan sampah. Diantaranya dengan pemanfaatan kembali sampah, pendaur ulang sampah, pengolahan sampah menjadi bahan baku pakan ternak dan kompos, serta dimanfaatkan menjadi sumber energi.
Direktur Operasi 2 PT PJB, Rachmanoe Indarto menyampaikan bahwa sinergi pengelolaan sampah menjadi bahan bakar (waste to fuel) antara pihaknya dengan DLH Sidoarjo telah diinisiasi sejak awal tahun 2022 lalu.
Ini membuktikan dengan sinergi antara PJB dan pemerintah daerah, salah satunya Pemkab Sidoarjo, mampu mengolah sampah residu sampah menjadi bahan bakar alternatif di PLTU.
“Melalui kerjasama semacam ini, PJB bisa mewujudkan dua tujuan. Yang pertama mengelola sampah kota serta menciptakan listrik berbasis energi bersih dan sumber daya domestik untuk mengejar target karbon netral pada 2060,” katanya.
Ia juga berharap proses pengolahan sampah menjadi BBJP bisa berjalan dengan baik, sehingga kontinuitas pasokan bisa berjalan lancar dan memberikan solusi dalam energi bersih di masa depan.
Hal ini adalah bentuk komitmen PLN Group dalam membantu mengatasi problematika sampah, mendukung lingkungan bersih dan sehat serta mendorong terjemahan konsep waste to fuel into reality.(Pram/Hans)