Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhrD7yx-DdJE6SBDqIT7yYDbFn8AyQ1qCVF6DMmDJMwOGKECtRYGVfcKtttbMd0Ot8qhWSfdv-UHaStsH7PUTdAba0tAq0_Y1z3B7Su3LM7_IUY9t2IvXt5Jn4w6_VGCJTb3iW3KBzB6745tc_-1sTHRX9mW1mAUjYRkq4u8z9OIwDjeJDLBY-MoRRZ=s1600
,

Iklan

Komisi A DPRD Sidoarjo Desak Pemkab Lakukan Langkah-Langkah Ini Untuk Tingkatkan Layanan Dokumen Kependudukan

Thursday, June 27, 2024, June 27, 2024 WIB Last Updated 2024-06-27T12:36:35Z


 

Kegiatan perekaman data kependudukan dengan menggunakan piranti E-KTP Mobile oleh staf kecamatan Tulangan beberapa waktu lalu.



DNN, SIDOARJO – Komisi A DPRD Sidoarjo mendesak Pemkab Sidoarjo melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) segera mengajukan anggaran guna pengadaan piranti perekaman data kependudukan mobile serta mesin pencetak KTP elektronik untuk semua kantor kecamatan di kota delta.

 


“Diajukan sekarang saja sehingga bisa kami proses di PAK (Perubahan Anggaran Keuangan-red) nanti,” pinta Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori yang dihubungi melalui telepon selulernya beberapa waktu lalu.

 

Apalagi menurutnya nilai rupiah alat-alat tersebut juga tak terlalu besar. Legislator asal PKB itu memperkirakan harga piranti tersebut berkisar Rp 100 juta/unit. Sehingga total hanya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,8 Miliar untuk 18 kecamatan. “Saya kira pasti adalah dananya kalau nilainya hanya segitu,” lanjutnya.


                                             

H. Dhamroni Chudlori, Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo


Lebih lanjut Dhamroni mengatakan nilai rupiah sebesar itu tidak akan ada artinya jika dibandingkan dengan dampak positif yang diberikan Pemkab Sidoarjo pada warganya. Karena masyarakat akan terlayani dengan baik terkait dokumen kependudukan.

 

“Semua warga Sidoarjo pasti akan terlayani dengan baik jika kita punya alat tersebut. Semua, termasuk para lansia, difabel (cacat-red) maupun ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa-red) yang jelas-jelas tak mungkin datang ke kantor kecamatan untuk melakukan perekaman data kependudukannya. Baik itu KTP maupun Kartu keluarga,” tandas politisi asal Tulangan itu.

 

Sampai saat itu hal itu masih menjadi titik lemah pelayanan kependudukan di Sidoarjo karena ketiadaan piranti tersebut. “Saya lihat sendiri masih banyak lansia, difabel dan ODGJ di desa-desa yang belum memiliki KTP,” imbuh Dhamroni.

 

Padahal dokumen kependudukan tersebut sangat mereka butuhkan agar bisa mengakses bantuan dari pemerintah terkat bantuan sosial (bansos) dalam berbagai bentuk dan sumber, serta bantuan layanan kesehatan yang berkelanjutan.

 

“Khan tidak mungkin mereka bisa dapat bansos atau BPJS gratis kalau tak punya KTP. Karena itu pemerintah harus hadir dan berperan aktif dalam hal ini. Ingat ya, dokumen kependudukan itu merupakan hak dasar masyarakat yang menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhinya,” katanya lagi.

 

Informasi yang diterima Dhamroni, hingga saat ini dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo, hanya Tulangan saja yang memiliki alat perekaman e-KTP mobile yang dipakai untuk mempercepat pelayanan bagi masyarakat.

 

H. Haris, Wakil Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo

Ungkap senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo, H. Haris. Ia mengatakan sebenarnya sudah sejak tahun lalu pihaknya meminta TAPD untuk mengalokasikan anggaran untuk pembelian peralatan untuk perekaman data kependudukan dan cetak KTP di setiap kecamatan.

 

Namun kenyataannya TAPD Sidoarjo malah tidak mengajukannya di RAPBD 2024 yang dibahas di akhir 2023 lalu. “Saya juga nggak tahu kenapa koq nggak dialokasikan padahal sudah berkali-kali kami ingatkan soal itu,” ucap legislator PAN tersebut.

 

Menurutnya, jumlah warga Sidoarjo terus bertambah setiap tahunnya. Karena itu akan jauh lebih mudah dan lebih cepat jika proses pencetakan KTP tersebut bisa dilakukan di kantor kecamatan masing-masing.

 

“Jadi warga nggak perlu jauh-jauh datang ke Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil-red) atau ke MPP (Mall Pelayanan Publik-red) hanya untuk cetak KTP. Apalagi untuk warga yang tempat tinggalnya jauh dari pusat kota seperti Waru, Taman, Tarik, Porong, Jabon dan sebagainya,” tandasnya.

 

Apalagi jika tingkat kebutuhan warga terhadap KTP itu sudah sangat mendesak. Misalnya untuk syarat melamar pekerjaan, kuliah dan lain-lain. “Kalau kemudian mereka harus jauh-jauh ke Sidoarjo hanya untuk itu, terus masih ngantri lama dan sebagainya sehingga nggak bisa ngelamar kerja atau ndaftar sekolah, khan konyol kalau sampai seperti itu,” ucapnya tegas.

 

Sementara itu anggota Komisi A DPRD Sidoarjo, Choirul Hidayat yang dihubungi terpisah mengatakan hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam hal pemenuhan kewajiban pemerintah terkait dokumen kependudukan itu adalah ketersediaan blangko KTP.

 

“Faktanya sering sekali kita dengar masalah lambatnya penerbitan KTP di Kabupaten Sidoarjo terjadi karena tidak adanya atau keterlambatan distribusi blangko dari pemerintah pusat. Hal ini juga perlu kita perhatikan,” tutur politisi senior PDI Perjuangan itu.

 



Choirul Hidayat, Anggota Komisi A DPRD Sidoarjo (foto by: sidoarjonews.id)


Menurut Choirul Hidayat, solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan dana hibah ke pemerintah pusat yang nilai rupiahnya disesuaikan dengan kekuatan postur anggaran daerah.

 

Dengan adanya langkah tersebut setidaknya pasokan blangko KTP elektronik dari pemerintah pusat ke Kabupaten Sidoarjo bakal aman sehingga pelayanan pembuatan salah satu dokumen kependudukan itu bisa lebih dioptimalkan.

 

Hidayat menambahkan, sebenarnya program ini sudah sudah digagas sejak lama bahkan telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat pada 2019 lalu. Namun karena ada beberapa kendala teknis sehingga belum bisa dijalankan hingga saat ini.

 

Ia berharap program dana hibah ini bisa segera direalisasi. “Kalau bisa digarap di PAK tahun ini, ya bagus. Tapi kalau tidak bisa ya dianggarkan lagi untuk APBD 2025 nanti. Intinya kami siap membahasnya asal diusulkan oleh TAPD,” tukas legislator asal Kecamatan Sidoarjo itu.

 

Disamping itu, pemberian dana hibah ke Pusat itu juga tidak perlu dilakukan di setiap tahun anggaran karena disesuaikan dengan kebutuhan. Apalagi jika program identitas kependudukan digital (IKD) yang prosesnya tinggal menunggu pengesahan Kemendagri sudah diberlakukan.

 

Informasi yang digali dari Dispendukcapil Sidoarjo, menyebutkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tersebut membutuhkan sedikitnya 120 ribu keping blangko KTP Elektronik setiap tahunnya. Namun kuantitas pasokannya tak pernah memenuhi bilangan tersebut. Akibatnya instansi tersebut terpaksa harus berkali-kali mengutus stafnya terbang ke Jakarta untuk mengambil blangko KTP elektronik itu.

 

Adapun wilayah dengan tingkat kebutuhan blangko KTP terbanyak adalah daerah-daerah yang padat penduduk seperti Kecamatan Sidoarjo, Taman, Krian , Candi dan Waru.(adv/pram)

Iklan

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhNj5-ZAvcT-9iIFlu_km3yh0_IaIxL-uRp7XywnOxuvvkr12MBmNDLDoYO1-MyFPIHdipkG_g20QK1i4rLINfeoyIAmPow8QCRl2MdOSHBLINCxC0WutJLAlmN5cjigUHfuSiVQuDMfLIWwCvHzNWfup4l5TaECdpXhQwuwuLsC_kmxBsjUTDElycYrco=s1431

CV DELTA TOUR

https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh5qCd9AeFn-lyqVbBcH8rTim07Ay_xbYd6AiaVSQnXSY57S_XnKzbeyqlcuFXemvK5Q0yU-umA4FaH8ThX1Gut8vyjVviRQMZvT9HCrdv9nnzHn8MimtwNQpLxE4onUfobXs_xamjsooT5dxxba72AfCEFlBwXUigoIlRAEIT4stnjHsqKI4Gsl0sa=s1280