DNN, SIDOARJO - Macapat kembali hidup dan bangkit dari tidur panjangnya di kota delta. Kebangkitannya ditandai pagelaran bertajuk ‘Seribu Warga Nembang Macapat Gagrak Sidoarjo’ yang didukung para pegiat seni pembacaan puisi bahasa Jawa itu.
Ketua Panitia, Murlan menjelaskan pelaksana acara nembang bareng macapat itu diantaranya adalah pelajar, mahasiswa dan kelompok budaya yang rutin melaksanakan kegiatan nembang macapat. Yakni Paguyuban Jenggala Manik, Paguyuban Kinanthi Macapat Sidoarjo (KMS), Paguyuban Sekar Kawedhar, Paguyuban Macapat Samiaji dan Paguyuban Sekar Palupi.
“Selain itu, juga Rumah Budaya Rika Rahayu Rasmi (R3), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya SMP-SMA Sidoarjo dan Dekesda,” jelas guru seni karawitan di SMPN 5 yang juga Ketua Komite Seni Tradisi Dekesda itu.
Bahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, aktif menggelar Macapat pada tiap malam Selasa Kliwon yang dikenal dengan sebutan malam Selasa Anggara Kasih.
"Sebenarnya, seluruh pelajar SMP di Sidoarjo telah kenal tembang macapat di sekolahnya lewat mata pelajaran Bahasa Jawa. Sekarang, saatnya dihidupkan kembali agar produk kesenian itu tidak tergerus globalisasi,” katanya, Jumat (19/07/2024).
Sebelum gelar acara puncak, mereka akan dihimpun dalam workshop untuk tutorial nembang pada Sabtu (20/07/2024) besok di SMP-SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo. Sedangkan puncak acara itu sendiri akan digelar pada Sabtu, 3 Agustus mendatang.
Yang menarik, dalam pagelaran tersebut akan ditampilkan lima tembang gagrak Sidoarjoan karya Suwarmin, Dosen Seni Karawitan di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya yang juga Penasehat Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda).
Sementara itu Suwarmin menjelaskan, penciptaan macapat gagrak Sidoarjo bersumber dari wayang gagrak Porong yang dipopulerkan Ki Dalang (alm) Suwoto Gozali. “Wayang gagrak Porongan itu dulunya sangat populer dalam dunia pakeliran. Itu yang menginspirasi tembang macapat gagrak Sidoarjo,” katanya yang mengaku mendapat banyak masukan dari para pegiat macapat di Sidoarjo.
Ditemui terpisah, Ketua Dekesda, Ribut Wijoto mengatakan pagelaran Macapat massal yang akan dilaksanakan di SMP-SMK Sepuluh Nopember, Jl Raya Siwalan Panji, Buduran itu merupakan kali kedua. Pelaksanaan pertama dilakukan pada 23 Juli 2023 silam.
Dalam rentang waktu satu tahun itu, pegiat macapat Sidoarjo berhasil menciptakan lima tembang gagrak Sidoarjo. Awalnya ada dua tembang macapat yang tercipta, yaitu tembang Kinanti dan tembang Asmaradana yang telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kemenkumham.
"Sekarang bertambah tiga, yaitu tembang Pocung, tembang Mijil, dan tembang Gambuh, yang secara kolosal akan ditembangkan oleh warga Sidoarjo," papar Ribut mengurai latar belakang gebyar acara tersebut.(anto/pram)
