Beranda » Jelang Akhir 2024, Realisasi PAD Sidoarjo Capai 91,53%

Jelang Akhir 2024, Realisasi PAD Sidoarjo Capai 91,53%

Spread the love dnnmmedia

ilustrasi by: teraskata.com

DNN, SIDOARJO – Hingga akhir Oktober lalu, capaian pendapatan daerah di tahun anggaran 2024 sudah mencapai Rp 4,471 Triliun atau 87,92% dari target terpasang yang dipatok Rp 5.086 Triliun di APBD Perubahan tahun ini.


“Bahkan, kalau mengacu pada PAD (Pendapatan Asli Daerah-red) prosesntase capaiannya malah sudah 91,53%. Data yang saya terima, realisasinya sudah di angka Rp1,938 Triliun sedangkan targetnya Rp 2,118 Triliun,” sebut Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo, Bambang Pujianto ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/11/2024) siang tadi.


Dijelaskannya, dari sisi pajak daerah sudah terealisasi pendapatan sebesar Rp 1,157 Triliun. Padahal target yang dibandrol untuk jenis pungutan yang terdiri dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, parkir, PBB, BPHTB dan sebagainya itu sebesar Rp 1,236 Triliun.


Ini berarti Pemkab melalui Badan Pengelola Pajak Daerah (BPPD) tinggal memburu pendapatan sebesar Rp 78,4 Miliar untuk mencapai target terpasang yang dipatok DPRD Sidoarjo.


Sementara itu, untuk pos Retribusi Daerah baru menuai Rp 708 Miliar dari Rp 811 Miliar yang dicanangkan di APBD. Ini berarti capaiannya masih berada di angka 87% sehingga Pemkab harus menggenjot pendapatan dari sektor ini sebesar Rp 10 Miliar hingga akhir tahun nanti.


Sumber pendapatan lainnya, yakni deviden atas penyertaan modal pada BUMD sudah mencapai Rp 34,716 Miliar. Ini berarti masih ada beban sebesar Rp 3,577 Miliar untuk memenuhi target senilai Rp 38,296 Miliar.

Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo, Bambang Pujianto.


Melihat angka-angka itu, Bambang mengaku optimis target pendapatan itu bisa terpenuhi hingga akhir Desember 2024 nanti. “Bisa jadi hasil akhirnya malah terlampaui,” ucap politisi senior Partai Gerindra tersebut.


Konsekuensinya, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) di akhir tahun ini akan membengkak. “TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah-red) memperkirakan Silpanya sekitar Rp 452 Miliar. Tapi kita belum tahu, angka itu berasal dari pelampauan pendapatan, penghematan pengeluaran atau karena program kerja yang tak tergarap. Ini yang akan kami cermati nanti,” pungkasnya.(pram)


Spread the love dnnmmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *