Salah satu keluarga jamaah umroh PT Hanan Nusantara yang melakukan protes saat tas bagasi tak terangkut pesawat di bandara juanda Surabaya
DNN, SIDOARJO — Puluhan jamaah travel PT Hanan Nusantara mengaku kecewa lantaran ketidak profesionalan dalam melayani jama’ahnya. Selain fasilitas hotel yang turun kelas, saat pulang dari ibadah umroh dan tiba di bandara Juanda Surabaya ternyata sebagian besar tas bagasi milik jama’ah tidak terangkut ke pesawat.
Hal ini membuat puluhan jama’ah protes ke management Hanan Nusantara yang saat itu berada di bandara Juanda dan sempat terjadi kericuhan. Namun kericuhan bisa diredam oleh sesama jamaah dan meminta PT Hanan Nusantara bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Menurut salah satu jamaah yang ikut rombongan, Ahmad Herman Hidayat yang ditemui di lokasi mengatakan bahwa sejak awal keberangkatan dirinya sudah merasakan banyak kejanggalan. Mulai dari terlambatnya tim handling travel PT Hanan di bandara juanda saat keberangkatan jamaah umroh hingga penunjukan Tim Leader (TL) dari jamaah yang baru pertama melakukan ibadah umroh bukan dari internal PT Hanan Nusantara.
“Selain itu saya ini sebenarnya ikut program yang 12 hari, namun tiba- tiba saya ditelpon oleh pihak Hanan Nusantara untuk ikut diprogram 16 hari dan waktu pemberangkatan pun dimajukan tanggal 21/9/2025 dari tanggal yang disepakati awal yaitu tanggal 24/9/ 2025. Itu pun saya harus membayar biaya tambahan sebesar 2,5 juta. Kalau tidak mau, maka pihak Hanan tidak bisa menjamin tanggal 24/9/2025 ada pemberangkatan jamaah, ini kan lucu,” Ujarnya.
Pernyataan Ahmad Herman Hidayat tersebut dibenarkan oleh jamaah Hanan yang lain, M. Handoko asal Buduran. Ia menyatakan bahwa saat mendaftar umroh, dirinya memilih paket dengan fasilitas hotel bintang 4. Namun faktanya fasilitas hotel yang ia terima turun kelas ke bintang 3.
“Saya ini bayar Rp. 36.500.000,- per orang, dan sesuai di brosur promo fasilitas hotelnya bintang 4. Dan hal itu juga disampaikan oleh pihak marketingnya PT Hanan Nusantara, lha kok yang kami terima di Mekkah maupun Madina hotelnya bintang 3. Ini kan dholim namanya,” Tandasnya.
H Kusdianto jamaah asal Surabaya yang juga ikut dalam rombongan turut berkomentar. Dirinya yang berangkat bersama ketiga anggota keluarganya mengaku merasakan hal yang sama dengan jamaah lainnya. Ia bahkan tak bisa berkata kata atas layanan buruk yang ia terima dari PT Hanan Nusantara.
“Kok tega ya mereka (PT Hanan Nusantara-red) pada kita yang melakukan ibadah suci seperti ini. Apa mereka tidak takut pada yang maha kuasa. Astaghfirullah hal ‘adziim, saya ini sudah sepuh dan membawa keluarga besar, saya pasrahkan saja pada Allah SWT,” Tuturnya sambil meneteskan air mata.
Kekecewaan jamaah semakin memuncak ketika mereka menunggu tas bagasi tak kunjung keluar dan mendapatkan informasi bahwa tas bagasi tak terangkut ke pesawat. “Apa apaan ini, kami ini dari Kalimantan, apa harus saya menunggu disini sedangkan kami sudah ditunggu keluarga di rumah. Lihat itu yang dari majalengka, Tuban, Mojokerto, Sumenep, bagaimana nasib mereka juga,” Ujar lantang salah satu jama’ah.
Sementara itu pemilik PT Hanan Nusantara, Yulianto yang dihubungi melalui pesan singkat Whatsapp, Selasa (7/10/2025) malam, terkait hal itu mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak maskapai, dan menanyakan penyebab tidak terangkutnya tas bagasi milik jama’ahnya. “Semoga hari ini bisa segera teratasi,” Pungkasnya.(Hans)